Mengembangkan Kemandirian Anak berkebutuhan khusus Dalam Belajar (Bagian 3 – Habis)

2 May 2019

Dalam mendidik anak dengan berkebutuhan khusus, guru perlu memperhatikan bagaimana mengembangkan kemandirian anak dalam belajar dan memperoleh pengalaman baru.

Berikut ini strategi yang dikembangkan oleh Laurel Hudson, salah satu guru di Perkins yang disebut “19 Ways to Step Back” atau “19 cara untuk menarik diri” dalam bukunya  Classroom Colalboration.

Berikut adalah langkah ke 13 sampai 19 yang merupakan kelanjutan dari langkah-langkah yang telah dibahas pada bagian 1 dan 2.

13. Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan memberikan informasi secara efektif.

Anak-anak memiliki pengalaman belajar yang masih terbatas. Banyak hal-hal yang seolah-olah sepele bagi orang dewasa tapi bagi anak-anak dapat menjadi sangat kompleks.

Sangat penting bagi guru untuk mengetahui bagaimana siswa memperoleh informasi dan sejauh mana mereka mampu memahami informasi tersebut.

Perolehan informasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengindraan yang dimiliki. Dengan adanya salah satu atau dua indra yang mengalami hambatan, maka guru harus berpikir untuk memberikan pengalaman belajar yang menstimulasi pengindraan lain yang masih berfungsi sehingga siswa dapat memperoleh informasi yang diperlukan.

Jadi kalau anaknya ada hambatan penglihatan dan pendengaran, maka penting untuk lebih banyak memberikan informasi melalui taktil (kulit, tangan), penciuman, kinestetik (memori otot) dan lainnya yang maish berfungsi.

Mengembangkan kemampuan berpikir siswa juga harus dilakukan dengan pengalaman konkrit melalui kegiatan-kegiatan yang bermakna yang bagi siswa.

Dengan kemampuan berpikir yang semakin berkembang, maka anak akan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah sehari-hari yang dihadapi secara lebih mandiri dan meminimalisir ketergantungan dengan orang lain.

14. Perkuat pelibatan teman-teman sebaya dalam proses belajar bersama.

Kita sepakat bahwa setiap anak memiliki kelebihan masing-masing disamping hambatan yang mereka alami. Penting untuk terus memperkuat potensi anak tersebut agar semakin menunjang pembentukan harga diri dan martabat anak. Proses sosialisasi akan semakin mencair dengan adanya saling menolong dan ditolong antar siswa.

b2ap3 large hobit 1

(siswa low vision membantu teman nya yang buta total untuk berjalan kembali ke kelas setelah melakukan kegiatan di luar kelas)

Dengan kemampuan siswa untuk mandiri dan saling mengisi dalam proses pembelajaran, maka peran guru akan semakin berkurang untuk mendampingi dan memfasilitasi anak secara individual.

15. Lakukan penjadwalan, komunikasikan dan berikan bantuan jika anak meminta.

 

Bentuk kemampuan anak untuk memahami dan mengikuti tugas secara mandiri melalui jadwal yang sudah disusun. Kegiatan pembelajaran dapat dimulai dengan menyusun urutan kegiatan pada hari itu, komunikasikan dan pastikan anak paham urutan nya, beri motivasi dan sampaikan bila anak akan belajar secara mandiri, dan guru akan datang membantu apabila diminta.

b2ap3 large hobit 2

(contoh kalender taktil yang digunakan untuk anak deafblind)

(contoh kalender dengan gambar yang digunakan untuk anak Low Vision)

Pastikan anak dapat belajar dan bekerja secara nyaman dan aman. Lihat apa yang akan terjadi ketika anda betul-betul lepas. Tidak perlu tawarkan bantuan, tapi biasakan anak untuk meminta bantuan.

Sebagai contoh; ketika kegiatan vokasional, guru akan lebih baik sudah membagi pekerjaan yang akan dilakukan ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil. Guru juga perlu mengidentifikasi jenis tugas yang sesuai dengan anak.

16. Tanamkan dibenak kita bahwa sedikit membantu lebih baik daripada banyak membantu.

Perasaan seorang guru ketika berhasil membantu anak tentunya akan sangat menyenangkan. “membantu” disini perlu kita pikir lebih mendalam, bentuk membantu yang seperti apa yang tepat?

Membantu yang baik tidak selalu kita harus berada di samping anak. Tetapi dapat dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan anak sehingga ketika dia melakukan tugas nya dapat lebih mandiri, tanpa banyak bantuan secara fisik dan lisan.

b2ap3 large hobit 4

(contoh; Guru mengganti instruksi wicara dengan membuat papan urutan membuat makanan tertentu, anak dapat melihat urutan kegiatan dan melakukannya secara lebih mandiri)

17. Bekerjasama dengan rekan kerja.

Sangat penting untuk melibatkan orang lain dalam membangun kebiasaan kita untuk membangun kemandirian anak. Rekan kerja dapat berperan untuk terus mengingatkan kita untuk kembali kepada tujuan ketika sudah terlalu berlebihan dalam membantu anak. Pada kondisi-kondisi tertentu tentunya guru sering lupa dengan tujuan awal. Maka itulah pentingnya partner kerja sebagai pengingat dan pendorong.

18. Pastikan kepala sekolah tahu tujuan anda memandirikan anak.

Membangun komunikasi dengan stakeholder tentang tujuan anda membangun kemandirian anak sangatlah penting. Sebagai guru kita perlu dukungan baik moril maupun materil dari kepala sekolah agar tujuan kita mudah tercapai.

Ketika kita meminimalisir bantuan, maka seolah-olah seperti kita lepas tanggungjawab, sehingga untuk menghindari miskomunikasi, maka akan sangat penting untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan kepala sekolah.

19. Buat pengingat “adakah cara lain untuk saya menarik diri?” Dan tempel di tempat-tempat yang anda mudah baca.

Dari seluruh langkah yang perlu dilakukan dalam memandirikan anak. Penting juga anda membuat pengingat diri untuk terus memacu anda dalam mencari cara-cara lain untuk menarik diri. Pengingat ini penting sebagai kontrol anda agar tetap konsisten untuk mencapai target yang telah anda tetapkan.

Demikianlah seluruh langkah-langkah dalam memandirian siswa anda. Silakan dicoba satu persatu dan jangan pantang menyerah. Salah satu keberhasilan sebagai seorang guru adalah mampu memandirikan siswa nya. Semoga sukses!

(Dede Supriyanto)

Tidak Harus Instan Untuk Menjadi Jagoan

“Aku bukan Superman, aku bukan spiderman, aku bukan hulk,…tapi aku ada” . Begitulah sepenggal lirik dari lagu Panji Sakti yang

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp