Ikhtiar Berjamaah dalam Mewujudkan Pendidikan Terbaik untuk Anak-anak di Provinsi Aceh melalui Program Sekolah Ramah Anak

5 November 2021

Sudah dua tahap guru-guru di SDN 20, SDN 25, dan SDN 56 Banda Aceh mengikuti diklat Sekolah Ramah Anak tahun 2021. Tiba saatnya para guru yang telah mengikuti pelatihan untuk mengimplementasikan hasil diklat dan kedepan mengimbaskan kepda guru-guru lain di sekitar sekolah masing-masing.

Hal tersebut merupakan tersurat dari sambutan Kepala Dinas Kota Banda Aceh, Bapak Sulaeman Bahri, S.Pd, M.Pd dalam penutupan Diklat Tahap 2. Beliau menambahkan bahwa program sekolah ramah anak ini seiring dengan kebijakan walikota banda aceh yang ingin mewujudkan kota layak anak. Dengan sekolah ramah ini maka sekolah harus inklusi yang menerima semua anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.

“Anak-anak berkebutuhan khusus pun punya potensi dan bisa berprestasi, contohnya juara MTQ tingkat nasional adalah anak berkebutuhan khusus dari Aceh yang mampu menghapal 30 juz. Contoh ini menujukkan bahwa kita harus melihat potensi-potensi anak ini yang selama ini tidak kita akomodir. Semua sekolah di kota Banda Aceh saat wajib inklusi dan menerima semua anak” Ujar Bapak Sulaeman.

Sementara itu, Kepala PPPPTK TK PLB, Bapak Drs. Abu Khaer, M.Pd berharap praktik baik yang dibangun di 3 sekolah sasaran program ini diharapkan dapat berimbas ke 67 SD lain yang ada di kota Banda Aceh. Bapak Kapus juga menyampaikan bahwa program ini sudah di mulai di Kota Bandung dan akan terus disebar untuk bisa diaplikasikan di daerah-daerah lain di Indonesia.

Program Sekolah Ramah Anak ini merupakan Kerjasama antara PPPPTK TK PLB Kemendikbud Ristekdikti, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh dan Save Education Aceh (SEA).  

 

Penandatanganan Nota Kesepemahaman

Untuk memperkuat kerjasama dalam membangun sekolah yang ramah anak, maka dilakukanlah Nota kesepahaman yang ditandatangani oleh berbagai pihak, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri, MM, Kepala PPPPTK TK dan PLB, Drs Abu Khaer MPd serta CEO Save Education Aceh (SEA), Aishah SPd MPd di Aula SMKN 3 Banda Aceh, Kamis (4/11/2021). Selain itu ditandatangi pula nota Penyataan Komitmen dari dari tigas sekolah sasaran untuk terus mengimplementasikan program sekolah ramah anak di ssatuan pendidikan masing-masing.

Dalam sambutannya Bapak AlHudri menyatakan bahwa sekolah ramah anak digulirkan untuk memberikan layanan pendidikan bagi semua anak termasuk dengan disabilitas agar tidak tertinggal dalam mendapatkan hak-hak pendidikan, dan hal ini seiring dengan Pergub yang telah dimiliki oleh Pemerintah Aceh.

Lebih lanjut Bapak Alhidri mengajak semua pihak untuk membuat komitmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini dengan bergerak bersama-sama sesuai dengan peran masing-masing. Beliau juga mengapresiasi peran PPPPTK TK PLB dalam mengembangkan pendidikan di Provinsi Aceh. Dan harapan ke depan program ini tidak hanya dilakukan di Kota Banda Aceh, tapi juga ke daerah-daerah lain agar ada pemerataan kualitas pendidikan. (Dede)

Merangkai “Rantai Hasil” di Lokakarya 6

Result Chain atau Rantai Hasil merupakan salah satu tahapan yang dilalui oleh Calon Guru Penggerak dalam merancang program yang berdampak

SEANDAINYA PENDIDIKAN INKLUSI DI LAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP TRINGA (3N) Ngerti, Ngerasa, Ngelakoni

SEANDAINYA PENDIDIKAN INKLUSI DI LAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP TRINGA (3N) Ngerti, Ngerasa, Ngelakoni

Prinsip Tringa dalam Pendidikan Inklusi Sistem pendidikan global sehubungan dengan pencapaian visi tujuan pembangunan berkelanjutan adalah memastikan pendidikan yang inklusif,

The Role of Teacher and Parent in Korean Kindergarten oleh Hyelin Jeong. Ph.D pada hari Kamis, 7 Maret 2019 di Seoul National University of Education

Pada materi hari ini, Dr.Jeong menjelaskan tentang bagaimana peranan orangtua pada pendidikan anak di Korea serta bagaimana perbandingan TK di

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp