Gambaran Singkat Educational Leadership Program (ELP) Perkins International USA

10 November 2018

(Peserta ELP tahun 2017 -2018 bersama dengan CEO dan Komite Eksekutif Perkins)

Educational Leadership Program (ELP) merupakan salah satu bentuk komitmen Perkins International, Amerika Serikat dalam upaya menjangkau lebih banyak anak-anak di seluruh dunia khususnya mereka yang memiliki hambatan majemuk dengan hambatan visual atau multiple disabilities with visual impairment(MDVI) untuk dapat memiliki lebih banyak akses ke sektor pendidikan.

ELP telah diselenggarakan sejak tahun 1920 yang awalnya bernama Teacher Training Program (program pelatihan guru). Melalui kerjasama dengan Harvard University, ELP menyajikan pola pelatihan dengan lebih banyak pengalaman di dalam kelas, selain itu para peserta ELP juga tinggal di kampus Perkins agar dapat merasakan langsung kehidupan siswa di dalam asrama. Pada tahun 1953, penyelenggaraaan ELP berpindah kerjasama dengan Boston University, dan sejak tahun 1966 sampai sekarang, ELP diselenggarakan bersama dengan Boston College, dimana peserta dapat mengikuti 2 mata kuliah (non kredit) dan belajar bersama dengan mahasiswa program sarjana dan master.(

Sejak tahun 1920 sampai sekarang telah tercatat lebih dari 250 alumni ELP dari 70 negara yang terus berkontribusi untuk memastikan anak-anak dengan hambatan visual memiliki akses yang sama dalam sistem pendidikan.

Garis Besar ELP

Tujuan dari ELP adalah untuk membangun kader-kader terlatih yang menguasai kepemimpinan dalam bidang pendidikan untuk mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan guru sebagai upaya mendukung program PBB dan pemerintah negera-negara di dunia dalam meningkatkan kualitas dan kesempatan pendidikan bagi anak dengan disabilitas.

Peserta ELP tahun 2017-2018 terdiri dari psikolog, teacher trainer (widyaiswara), dosen, guru, vision therapist, terapis wicara, kepala yayasan (panti), anggota asosiasi deafblind, dan peneliti. Peserta pada tahun 2017-2018 berjumlah 14 orang berasal dari Kostarika, Jepang, Rusia, Bangladesh, Mesir, Kenya, Vietnam, Malawi, Polandia, Indonesia, Nigeria, Meksiko, dan Chile.

ELP tahun 2017-2018 merupakan tahun spesial bagi Indonesia karena mengirimkan 2 delegasinya untuk mengikuti ELP. Dan ini merupakan pertama kalinya terdapat 2 peserta ELP berasal dari negara yang sama. Hal ini terjadi karena Indonesia dipadang sebagai negara yang strategis dalam mengembangkan program-program Perkins pada masa yang akan datang, selain itu PPPPTK TK PLB dianggap sebagai salah satu mitra yang sangat kooperatif dan memiliki visi yang sama dalam mengembangkan pendidikan bagi anak dengan hambatan majemuk dengan hambatan penglihatan melalui pelatihan guru.

Hal lain yang membangggakan menurut Marianne Riggio, Direktur ELP, adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan – PPPPTK TK PLB merupakan kementrian pertama di dunia yang menjalin kerjasama dengan Perkins dalam meningkatkan layanan pendidikan bagi anak MDVI melalui peningkatan kualitas guru.

(Kunjungan Pimpinan PPPPTK TK dan PLB ke Perkins International pada September 2017 dalam rangka perumusan kerjasama 4 tahun mendatang)

ELP berlangsung selama 9 bulan (September 2017 – Mei 2018). Pada bulan pertama, peserta akan lebih banyak mengenal Perkins termasuk unit-unit kerja dan berbagai layanan yang tersedia. Kemudian pada bulan ke-2 sampai ke-6 peserta akan mulai terlibat di dalam kelas dengan 3 hari observasi kelas dan 2 hari materi pelatihan. Sementara bulan ke 7 sampai 9, peserta selama 4 hari/minggu menjadi asisten guru atau praktik langsung mengajar siswa.

(Observasi kelas pada pembelajaran pra-vokasional – Anak belajar menjadi Cashier dengan menjual kopi)

Struktur program ELP disusun untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kesempatan belajar sesuai dengan minat dan fokus dari para peserta yang berasal dari berbagai budaya dan latar belakang keahlian. Berikut adalah mata diklat/course yang diberikan:

No. Mata Diklat/ course
1. Foundation of the Education of students who are MDVI/Db
2. Developing meaningful communication for learners who are MDVI/Db
3. Assessment of learners who are MDVI/Db
4. Curriculum for learners who are MDVI/Db
5. Expanded Core Curriculum (ECC) and support services for learners who are MDVI/Db
6. Brain development and implication for learning and behaviour
7. Physical and sensory consideration
8. Visual functioning and low vision
9. Working with families
10. Leadership and administration
11. Beginning level American Sign Language (ASL)
12. Teaching practicum
13. Action planning seminar

(Salah satu kegiatan pelatihan pada materi Orientasi dan Mobilitas. sumber foto: Perkins school for the blind)

Selain program diklat utama diatas, peserta ELP diwajibkan mengikuti pelatihan staf baru karena akan terjun secara langsung di dalam kelas. Adapun materi yang diberikan terdiri dari; sejarah dan sistem organisasi Perkins, peraturan dan etika proses belajar mengajar di Perkins, permasalahan kesehatan dan perilaku siswa, First Aid (pertolongan pertama), Cardio-Pulmonary Resuscitation (CPR) dan 18 jam pelatihan Crisis Prevention and Physical Intervention (CPPI).

(Salah satu kegiatan pada pelatihan CPPI yang berfokus pada pencegahan dan penanganan krisis pada siswa)

Peserta ELP juga diwajibkan bekerja di asrama selama 8 jam/minggu dengan tugas utama membantu siswa yang tinggal di asrama dalam kegiatan sehari-hari seperti mencuci pakaian, mandi, memasak, dan kegiatan-kegiatan waktu luang (Komputer, prakarya, karakoke, dan berbelanja).

(Kegiatan ELP di asrama – menemani siswa dalam kegiatan karakoke)

Kegiatan ELP juga termasuk mengunjungi sekolah-sekolah terdekat yang berafiliasi dengan Perkins, menghadiri konferensi, organisasi disabilitas serta program volunteering. Untuk mengasah jiwa kepemimpinan, peserta ELP diwajibkan menyelenggarakan International Day yang diorganisir oleh peserta ELP, membuat proposal proyek, pelatihan membangun relasi dan kerjasama, serta melakukan 3 kali presentasi individual yang terdiri dari presentasi bedah buku, presentasi tentang negara dan kondisi pendidikan khusus, serta presentasi proyek / tindak lanjut yang akan dilakukan di negaranya masing-masing (Dede).

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp