LA DANA DAN KERBAUNYA

30 March 2019

Cerita dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan

La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan.

Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau. La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang.

Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah.

Seminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata “Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya.” Temannya menjawab, “Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk.” Lalu La Dana mengusulkan, “Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya.” Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan mati. Lalu kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau itu.

Seminggu setelah itu La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda maksudnya. Baru beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah temannya. Ia kembali meminta agar hewan itu dipotong.

Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan marah ia pun berkata, “Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya.” La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau gemuk.

Sumber cerita :

sumber: http://www.budaya-indonesia.org/iaci/La_Dana_dan_Kerbaunya

Segitiga Penting Pembelajaran: Guru, Orangtua, dan Murid

Segitiga penting dalam pembelajaran di sekolah adalah guru, orang tua, dan murid. Ketiga komponen yang tidak bisa dilepaskan guna menghasilkan

Pengukuhan Instruktur Nasional Pendidik Anak dengan Hambatan Majemuk

Legian (26/6) Sebelas Instruktur Nasional (IN) Pendidik Anak dengan Hambatan Majemuk (AdHM) dikukuhkan oleh Plt. Kepala Balai Besar Guru Penggerak

Kemendikbudristek Merilis Dua Fitur Baru dalam Platform Merdeka Mengajar

Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Merilis Dua Fitur Baru dalam Platform Merdeka Mengajar Jakarta, 31 Oktober

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp