Alumni Australia dari PPPPTK TK PLB Melatih Guru-guru SLB Provinsi Yogyakarta tentang Pembelajaran bagi Anak dengan Hambatan Majemuk Penglihatan / MDVI

24 May 2019

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK PLB) terus berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak yang selama ini masih sangat tertinggal. Salah satu kategori anak-anak tersebut adalah anak dengan hambatan majemuk penglihatan atau Multiple Disabilities with Visual Impairment (MDVI).

Dengan dukungan Pemerintah Australia melalui  skema hibah alumni (Alumni Grant Scheme/AGS) yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia, program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui proyek Pengembangan Program Model bagi Anak-anak dengan MDVI. Program ini diselenggarakan di 2 (dua) SLB di Provinsi Yogyakarta dan akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan dibawah penanggungjawab Dede Supriyanto yang merupakan lulusan program Master di Flinders University, Australia Selatan. Program ini juga melibatkan SLB BG Helen Keller Yogyakarta sebagai sekolah mitra pelaksana.Berbagai kegiatan dilakukan sebagai bagian dari program ini, salah satunya adalah pelatihan bagi 15 guru SLB dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak dengan MDVI yang dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama yang telah dilaksanakan pada tanggal 13-17 Mei 2019, pelatihan fokus pada bagaimana guru-guru mengenali keberagaman anak-anak dengan MDVI serta bagaimana mengidentifikasi dan anak-anak ini.

Anak-anak dengan MDVI juga dikenal dengan hambatan sensori ganda atau hambatan penglihatan dengan disabilitas tambahan. Walaupun prevalensi anak-anak dengan hambatan ini kecil, akan tetapi sangat penting bagi individu, orang tua dan anak-anak  untuk mendapatkan diagnosis/identifikasi yang tepat dan mendapatkan akses ke pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka (Vision Australia, 2010).

Kesan positif dirasakan oleh para peserta diklat, seperti Ibu Nur Fatkhah dari SLBN 1 Bantul yang mengungkapkan, “MDVI menjadi hal yang baru bagi saya, meski sudah sering mendengar namun saya belum benar-benar mengenal MDVI. Dengan adanya pelatihan ini saya dapat menambah pengetahuan tentang MDVI, dapat belajar mengidentifikasi dan mengasesmen siswa dengan MDVI.” Kesan yang sama juga disampaikan Ibu Sri Sajidah yang sebelumnya asing dengan istilah MDVI. Beliau yakin bahwa ilmu yang diperoleh ini sangat bermanfaat untuk bekal dalam membimbing dan menangani anak-anak dengan MDVI secara benar sehingga mereka bisa mencapai kemandirian sesuai dengan kemampuannya.

Pelatihan ini diharapkan tidak hanya membuka wawasan dan keterampilan guru, namun juga ditujukan untuk merubah sikap guru. Setelah mengikuti pelatihan ini, Ibu Nickita dari SLB N 1 Bantul menyatakan akan membuka diri untuk mulai mengajarkan hal-hal kecil yang dapat dilakukan anak, seperti bisa memegang sendok sendiri dan lain-lain. Sikap yang sama juga dirasakan oleh ibu Puput Trijayanti yang merasa semakin semangat dan ikhlas dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak dengan MDVI maupun anak lainnya. Lebih lanjut Ibu Puput menyatakan ingin memulai program-program yang sungguh diperlukan anak secara fungsional, dan lebih peka memahami bentuk respon yang dimunculkan oleh anak.

Para peserta berterima kasih kepada jaringan Australia Global Alumni dan Australia Awards di Indonesia serta PPPPTK TK PLB yang telah mendukung pelaksanaan program ini. Respon dari setiap peserta menunjukkan bahwa pelatihan ini memberikan  manfaat yang sangat besar dalam mendukung layanan pendidikan yang mereka berikan kepada anak-anak dengan MDVI.

Tindak lanjut dari pelatihan tahap 1 ini adalah guru-guru selanjutnya akan melakukan identifikasi dan asesmen pada anak-anak di kelas dan sekolah mereka yang memiliki resiko tinggi mengalami hambatan penglihatan dan hambatan lainnya. Setelah identifikasi selesai maka masing-masing sekolah akan memiliki data yang akurat berapa jumlah anak MDVI di sekolahnya. Kemudian masing-masing anak akan mendapatkan asesmen untuk dilihat sejauh mana kemampuan/kelebihan anak yang akan menjadi dasar penyusunan program pembelajaran. Untuk menindaklanjuti pelatihan tahap 1, maka pada tahap 2, pelatihan akan difokuskan pada penyusunan kurikulum dan strategi pembelajaran efektif. Sehingga guru diharapkan akan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang komprehensif dalam mengajar anak dengan MDVI setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini.

(Dede Supriyanto)

Rakor Penataan Manajemen ASN: Visi Besar Pemenuhan Kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan

Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 612/sipres/A6/XI/2023 Rakor Penataan Manajemen ASN: Visi Besar Pemenuhan Kebutuhan Guru dan

SIMPEK-PTK sebagai Upaya Memperluas Kebermanfaatan Lembaga

SIMPEK-PTK sebagai Upaya Memperluas Kebermanfaatan Lembaga

Bandung (27/10), tiga puluh calon admin Sistem Informasi Manajemen Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (SIMPEK-PTK) BBGP Jawa Barat mengikuti

BBGP JABAR : RUMAHNYA PARA GURU

Masih terngiang  ngiang hampir dua tahun yang silam  Kepala Balai besar Guru penggerak Prov Jawa Barat  Bpk Moch Hartono SH,

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp