Sky Castle dan Seoul National University (SNU): Catatan Perjalanan di Korea Selatan Bagian 1
12 March 2019
Pertama sekali mengenal SNU adalah melalui salah satu drama Korea (drakor) dengan rating yang sangat tinggi, yaitu Sky Castle. Sky Castle adalah sebuah drama yang menceritakan kerja keras para ibu mengupayakan agar anaknya masuk ke universitas kenamaan Korea, yaitu Seoul National University (SNU). Mulai dari memastikan nilai raport SMA anak selalu tinggi, memberikan les private ber-budget mahal dengan tingkat keberhasilan 100%, hingga mendekati ibu lain yang sudah berhasil memasukkan anaknya ke SNU demi mendapatkan portofolio/ rekam jejak yang bisa ditiru untuk anaknya sendiri.
Sky Castle ini bisa dikatakan sebuah anomali dalam drakor. Drakor biasanya selalu memberikan romansa yang bikin klepek-klepek, dan juga dibintangi oleh para aktor idol yang bisa bikin remaja putri berteriak histeris, “oppaaaa…” (mamak-mamak juga kadang-kadang histeris sih, maklum godaan wajah tampan oriental bisa bikin capek hilang 😊). Pemain Sky Castle adalah para aktor kawakan senior yang berperan sebagai para orangtua. Anak-anak di drama ini tidak diperankan oleh para idol, tapi oleh para aktor pendatang baru. Ini yang membuat drama ini menjadi drama yang serius, tanpa unsur menggunakan bintang demi meraih rating tinggi.
Yang menjadikannya anomali adalah di luar prediksi, Sky Castle yang tanpa idol tersebut berhasil mengalahkan rating drakor Goblin yang tinggi itu (pecinta drakor pasti tahu Goblin). Banyak pihak terkejut dengan keberhasilan ini. Namun ini juga menjadi penanda bahwa betapa masyarakat Korea amat sangat peduli akan pendidikan. Hal ini pula yang disampaikan oleh Prof. Kyung-Sung Kim (President of SNU-Ed)
dalam welcoming speech-nya di hari pertama rombongan kami tiba di SNU (04/13/2019). Speech beliau bertajuk “The Magic of Korean Education”. Beliau memaparkan bahwa para orangtua di Korea akan mengorbankan apa saja demi pendidikan anaknya. Mereka percaya bahwa masa depan anak bergantung kepada setinggi apa pendidikannya. Kepedulian orangtua yang sangat tinggi ini membuat seluruh aktivitas pendidikan di Korea Selatan selalu berjalan optimal. Dan ini tidak berlaku bagi beberapa orangtua, namun menyeluruh bagi hampir seluruh orangtua di Korea Selatan. Mereka benar-benar mendukung penuh upaya sekolah/ kampus dalam mendidik anak mereka.
Bersyukur sekali saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) sudah mulai menyadari betapa peran orangtua sangat penting bagi pendidikan. Pendidikan Keluarga saat ini sudah digemborkan di seluruh sekolah di wilayah Indonesia. Di sisi yang lain, masyarakat Indonesia perlahan juga mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan keluarga dan keterlibatan orangtua sebagai “guru pertama” anak-anaknya. Ini dapat terlihat dari begitu banyak seminar, workshop, pelatihan dan aktivitas parenting yang dilaksanakan di Indonesia. Dan ini diperkuat dengan begitu banyaknya bermunculan komunitas para orangtua yang terlihat sangat peduli dengan pendidikan anak. Ini benar-benar menjadi sebuah optimisme untuk Indonesia yang lebih baik..
#PelatihanPTKKeluarNegeri #TKPLBKeluarNegri #BelajarDiLuarNegeri #KemendikbudRI #P4TKTKPLBBandung #AkuGuruSLB #SLBNegeriBinjai #SLBHebatSumutBermartabat #GuruSumut
Artikel ini pernah dimuat penulis pada status di timeline facebook penulis dengan link sebagai berikut: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1991784494267614&id=10000308248 0970
Oleh: Lisza Megasari, S.Pd (Guru SLB Negeri Binjai, Sumatera Utara)
Karya GTK Lainnya
Miyeokguk, makanan tradisional khas Korea
Ada hal yang menarik yang saya temui selama masa kunjungan kami seminggu ini ke Korea. Nyaris di setiap acara makan,
Program Magang Guru PKLK Tahap 2
Lembang (16/9), Lanjutan program untuk guru Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) provinsi Aceh tahap 2 baru saja dibuka oleh