Cerita Sekolah Penggerak

31 May 2023

“Kami lulus seleksi Program Sekolah Penggerak pada tahun 2021. Awalnya kami masih sangat meraba-raba terkait menyusun KOSP karena pelatihan waktu itu masih secara daring,” terang Anita Hasibuan, S. Pd., M. Si., Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kisaran, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

Hal paling menarik bagi Anita saat sekolahnya resmi menjadi Sekolah Penggerak adalah pembelajaran berbasis projek yang menurutnya “betul-betul menyentuh bagi anak”. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah belum dapat menunjukkan bakat dan minat peserta didik secara optimal. Namun melalui pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, peserta didik bisa menunjukkan bakat dan minat mereka secara totalitas. “Saya bisa melihat kebahagiaan mereka,” terangnya.

Anita Hasibuan juga rutin mengadakan rapat kerja setiap satu bulan sekali dengan guru-guru di sekolah. “Yang saya dengar sebelumnya, guru-guru enggan masuk ruangan kepala sekolah. Sekarang saya buat terbuka. Saya tanyakan kebutuhan mereka. Setelah tahu apa yang mereka butuhkan, saya coba penuhi kebutuhan tersebut,” pukasnya. Misalnya dengan mengadakan IHT dan memanggil narasumber untuk memberikan pengarahan tentang pembelajaran.

Program Sekolah Penggerak memberikan banyak dampak bagi diri Anita sebagai kepala sekolah. “Saya semakin semangat untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah,” ucapnya. Selain itu, PSP juga memberikan dampak bagi peserta didik seperti tutor sebaya di kalangan peserta didik dimana mereka berbagi pengetahuan dengan teman sebayanya.

Mari bersama-sama menjadi bagian penggerak pendidikan Indonesia!

Halal Bil Halal PPPPTK TK dan PLB: Kerja adalah Ibadah

Bandung, (10/5), suasana penuh haru dan kebahagiaan melingkupi keluarga besar PPPPTK TK dan PLB di aula binangkit pagi tadi. Setelah

Guru Diganti dengan Robot?

Semakin berkembangnya teknologi, terutama di bidang kecerdasan buatan atau Artificial Inteligent (AI) membawa banyak kemudahan pada manusia. Lihat saja begitu

SEANDAINYA PENDIDIKAN INKLUSI DI LAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP TRINGA (3N) Ngerti, Ngerasa, Ngelakoni

SEANDAINYA PENDIDIKAN INKLUSI DI LAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP TRINGA (3N) Ngerti, Ngerasa, Ngelakoni

Prinsip Tringa dalam Pendidikan Inklusi Sistem pendidikan global sehubungan dengan pencapaian visi tujuan pembangunan berkelanjutan adalah memastikan pendidikan yang inklusif,

Lapor Beri Kami Penilaian WhatsApp